5 Sep 2014

Tentang Akal dan Pengetahuan

Tentang akal dan pengetahuan sang Bijak menjabarkan:

Bila akal berbicara kepadamu, dengarkanlah apa yang dia katakan, dan kamu akan selamat. Gunakanlah dengan baik apa yang diungkapkannya, dan kamu akan menjadi seperti orang yang bersenjata. Karena Tuhan tidak memberikan kepadamu pembimbing yang lebih baik dari akal. Tidak ada senjata yang lebih kuat dari akal. Akal berbicara kepada batinmu, maka kamu akan kuat melawan nafsu. Karena akal adalah menteri yang bijaksana, pembimbing yang setia, dan penasihat yang bijaksana. Akal adalah cahaya dalam kegelapan, sebagaimana kemarahan adalah kegelapan ditengah cahaya. Jadilah orang bijaksana. Biarkanlah akal, bukan nafsu, yang menjadi pembimbingmu.


Kebijaksanaan

Namun akal sendiri tidak akan berdaya tanpa pertolongan pengetahuan. Tanpa saudara sekandungnya; pengetahuan, akal akan menjadi si miskin yang tak memiliki rumah. Pengetahuan menjadi seumpama sebuah rumah yang tak dirawat. Dan bahkan cinta, keadilan, dan kebaikan tidak akan layak berguna jikal akal tidak ada.

Orang terpelajar yang tidak adil bagaikan seorang tentara yang terjun ke medan perang tanpa senjata. Kemarahannya akan meracuni musim semi yang murni dari kehidupan komunitasnya dan dia akan menjadi seperti getah beracun dalam sebuah kendi yang berisi air suci.


ilustrasi seseorang yang tidak menggunakan akal

Akal tidak seperti barang-barang dagangan yang dijual di pasar. Betapapun tinggi harga barang-barang itu, tetap nilainya lebih rendah dari akal. Akal bukanlah barang dagangan, tiada harga yang mampu membelinya. Nilai akal itu bersama kelimpahannya. Tidak seperti barang-barang dagangan yang dia jual di pasar, hanya orang bijaksana yang bisa memahami nilai akal yang sebenarnya.


otak manusia

Orang dungu hanya melihat kedunguannya; dan orang gila hanya melihat kegilaannya.
Kemarin aku meminta orang dungu untuk menghitung orang-orang dungu diantara kami. Dia tertawa dan mengatakan,
“Ini adalah pekerjaan yang terlalu sulit untuk dilakukan, dan akan menghabiskan waktu terlalu lama. Bukanlah lebih baik bila menghitung orang-orang bijak?”


Ketahuilah nilai dirimu sendiri yang sebenarnya, dan kamu tidak akan binasa. Akal adalah cahayamu dan menara api kebenaranmu. Akal adalah sumber kehidupan. Tuhan telah memberikan pengetahuan kepadamu, sehingga dengan cahayanya kamu tidak hanya bisa menyentuh-Nya; tetapi juga mampu memahami kelemahan dan kekuatanmu.


Jika kamu tidak mampu melihat kesalahan kecil dimatamu sendiri,
tentunya kamu tidak akan mampu melihatnya di mata tetanggamu.



bercerminlah pada diri sendiri

Masing-masing hari mengawasi kesadaranmu dan merubah kesalahan-kesalahanmu; jika kamu  gagal dalam menjalankan kewajiban ini, kamu akan menjadi kesalahan bagi pengetahuan dan akal yang ada dalam dirimu.


perenungan

Jagalah kewaspadaan dirimu seolah kamu adalah musuhmu sendiri; karena kamu tidak akan bisa belajar mengatur dirimu, kecuali kamu harus terlebih dahulu belajar mengendalikan nafsu-nafsumu sendiri dan mematuhi perintah dari kesadaranmu.


Aku sekali mendengar seorang pelajar yang mengatakan,
“Setiap kejahatan memiliki obatnya sendiri, kecuali kedunguan.
Menegur orang dungu yang keras kepala itu seolah menulis di atas air.
Kristus mampu menyembuhkan orang buta, pincang, lumpuh, dan penderita kusta.
Namun orang dungu tidak bisa dia sembuhkan.”

 ilustrasi Yesus sedang berkhotbah (tanpa menyertai wajahnya)

Pelajarilah sebuah masalah dari segi sisi¸dan kamu akan yakin untuk menemukan dimana kesalahan itu berada.
 
Ketika gerbang rumahmu terbuka lebar, lihatlah bahwa gerbang itu tidak terlalu sempit.


Dia yang mencoba mengambil kesempatan setelah kesempatan itu lewat
Bagaikan seseorang yang melihat kesempatan itu mendekatinya,
Tapi ia tidak pergi menemuinya

kesempatan

Tuhan tidak melakukan kejahatan. Dia memberi akal dan pengetahuan kepada kita sehingga kita bisa dibimbing untuk melawan perangkap-perangkap kesalahan dan kehancuran.

Beruntunglah mereka yang telah dianugerahi akal oleh Tuhan.


Sumber:
Gibran, Kahlil. (2007). Keagungan Cinta. Yogyakarta: Pustaka Anggrek. Hlm. 79-83.


Gambar diunggah atas perkenan google
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar