1 Sep 2013

Mengatasnamakan


Pertama-tama sebelum memulai cerita, supaya nantinya tidak terjadi kesalahpahaman atau pihak yang merasa dilecehkan maka bahasa tulisan yang akan dipaparkan menggunakan bahasa sehari-hari atau ngoko-nya atau slank-isme. Lalu untuk menjaga nama baik pihak terkait akan dipaparkan melalui istilah-istilah, sinonim, sindiran dan sebagainya. Langsung aja disimak !
 
Tahun kiamat

Juli, 2012, Gue bareng bokap telusuran dipagi yang cerah merekah menuju kampus dalam suasana Ramadan. Nama-nya diadopsi dari peringkat pertama “100 tokoh paling berpengaruh di dunia” dan akreditasinya A pula. ...setelah lulus tes dan dapet rumah singgahan buat setahun, akhirnya fixed buat gue kuliah disini.

...hampir 6 bulan ngampus, ceritanya gue mulai tersadarkan atas ke-enggak sesuai-an :
1. perkuliahan yg harusnya selesai jam 6 pm harus ngaret sampe 8 pm, alasannya satu, yaitu kurang ruangan
2. waktu sembahyang barengan sama jam kuliah, pilih Tuhan atau Dosen ?
3. dan seterusnya sampai...


Tahun kekeliruan, Going to sophomore :

1. “to all lecturer, please completed  a “IP” of the students..” Dean said, in fact,  they ain't done yet.
2. freshmen - orientation test : Over capacity (increaseing is touched 50% but the buildings are stagnant), Caisar dance, public ribbish tin...
3. water deficite, will us be using cleant dust (tayamum) ?


Cerita suatu hari dimasa yang sama

Di jalan Pahlawan Perang Gerilya, Panglima Angkatan Bersenjata Pertama Nusantara, buat refresh otak mending jalan-jalan sekalian bikin kenal kota kenangan KLA. ...sampai juga ditujuan, sebuah toko buku kenamaan, langsung parkir kendaraan dan menikmati potongan harga hingga 70%,WOW...!!!
...sehabis selesai nge-charge memori otak, matahari berposisi dimana bayangan gue pas dibawah kaki, menandakan waktunya salat Dzuhur.

Negara Demo(atau mammo)krasi

“Subhanallah, inikah negara mayoritas umat muslim, tapi kenapa tempat ibadahnya juga kena diskon sampe 30% dari semula ?"

Proklamator

Pulang ke kosan -> mandi -> rapih-rapih -> setel TV. Seorang pembawa acara berita, “mahasiswa (Institusi Pendidikan Orator Ulung) kembali bentrok dengan...”. pikir balik, “kayanya semasa hidup dia ga pernah kaya gitu deh, ko sekarang namanya diabadikan jadi lembaga pendidikan tapi malah dijadiin almamater begituan ?

Riwayatmu kini...

Pendekar, orang Suci, Juru Selamat... entah sematan keindahan apalagi dalam nama-mu
Dulu kau dihina, dicela, diumpat, bahkan hendak dibunuh
Tapi kau tetap teguh demi keyakinan, keadilan, kebebasan
Perjuangan-mu tak menyisakan sia belaka
Yang kemudian nama-mu harum menyerbak ke seantero dunia
Digunakan anak cucu sebagai do’a dan kebanggaan
Dulu...
Kini keagungan-mu tetap mempesona, mempesonakan tiap-tiap penikmat kisah lawas
Karisma-mu tetap terjaga, terjaga oleh sejumput akar dipadang luas
Namun kini nama-mu dikomersialkan, tanpa royalti atau hak paten
Mendasarkan pada-mu keteraturan didalamnya, namun menyimpang dari sebenarnya
Kini...
Lalu masihkah ada yang ikhlas dicaci, dimaki, disayat demi semua itu
Kalau realita bertolak belakang dengan sejarah, masihkah mawar berwarna merah ?
Lalu...

Singkatnya

Atasnamakanlah diri , bukan keluarga, klub sepakbola , almamater, negara, bahkan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar