29 Agu 2013

Agama, Bangsa, Dunia

Islam, Indonesia, dan Internasional merupakan hal-hal fundamental dalam hidup yang saya patri dan kemudian diwujudkan dalam kehidupan, Insya Allah.

Islam

Sebagai salah satu agama diantara berbagai agama didunia yang membimbing manusia kepada jalan-Nya, Islam merupakan pedoman hidup yang telah saya yakini selama empat tahun (umur lima belas tahun sebagai salah satu acuan seseorang dinyatakan dewasa). Faktor utama mengapa saya menganut Islam ialah dipengaruhi oleh kedua orang tua saya yang lebih dahulu menganutnya, keturunan.

Seiring waktu berjalan dengan pertambahan usia, pengetahuan akan terus bertambah yang memungkinkan seseorang dengan kemampuannya akan mencari suatu kebenaran akan keyakinannya. Keniscayaan ini juga telah mengilhami saya sedikit demi sedikit mencoba mendalami agama, khususnya Islam.

semua agama mengajarkan kepada pemeluknya untuk melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Tapi Islam membawa sebuah pesan yang berbeda dari semuanya, Tauhid (Satu Tuhan).

Indonesia, Bangsa ?

"....Soekarno-Hatta, atas nama Bangsa Indonesia..." sebuah kutipan dari teks proklamasi 1945 yang agaknya rancu. Dari sekian literatur hingga pendapat sejarawan tidak ada bangsa dengan nama Indonesia. Bangsa Indonesia adalah kesatuan bentuk terhadap suku Jawa, Melayu, Dayak, Bugis, Asmat dan lain-lain yang terangkum dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, Bangsa Indonesia adalah sebagai pemersatu multi etnis suku-suku di nusantara.

Tanah Surga

Alam nan maha kaya disertai manusia dengan budi luhur selaras menggenapi tanah surga. Sabang-Merauke dan Miangas-Rote memiliki sumberdaya yang tak terhitung. Sedangkan tata krama, tepa salira dan sebagainya merupakan karakter asli bangsa Indonesia.

Dua Kepribadian

Kerajaan Majapahit merupakan satu-satunya pelopor cetbang (sejenis artileri AL) dari Asia Tenggara, kali Ciliwung pernah dinobatkan sebagai Venesia dari Timur, dan belum lagi fakta-fakta sejarah luar biasa lain diungkap.

ketika mereka datang, selain merenggut kehormatan Nusantara juga mendistorsi kearifan lokal sehingga bila saya bandingkan realitas Indonesia saat ini sungguh berbeda dengan Indonesia itu sendiri.

"saya merasa memiliki dua kepribadian ketika membaca kembali buku-buku sejarah bangsa Indonesia." ujar Pak Ade W., salah seorang dosen yang mengajar dalam bidang ilmu politik.

Karakter

Oleh karena itu sebagai anak Ibu Pertiwi, saya berusaha kembali mempelajari Indonesia semestinya. Sebab, kita tidak akan pernah mampu menghadapi lawan dihadapan kita bila kita tidak kenal siapa diri kita sendiri.

Internasional, bukan akhir tapi awal !

Bila kedua unsur tersebut saling berikatan menguatkan satu sama lain, hal mendunia bukanlah suatu masalah. Saya belajar kepada kekaisaran Romawi, kekaisaran Ottoman, atau kekaisaran Persia yang dibawah naungan agama Majusi (penyembah api) kesemuanya dapat melayani dunia dalam kurun waktu yang lama. Dengan itu semua kehormatan dapat diraih sehingga hidup mulia di dunia bisa dinikmati.

Agama-Bangsa-Dunia

Tiga Serangkai pusaka kehidupan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar