Islam, Indonesia, dan Internasional merupakan hal-hal
fundamental dalam hidup yang saya patri dan kemudian diwujudkan dalam
kehidupan, Insya Allah.
Islam
Sebagai salah satu agama diantara berbagai agama
didunia yang membimbing manusia kepada jalan-Nya, Islam merupakan pedoman hidup
yang telah saya yakini selama empat tahun (umur lima belas tahun sebagai salah
satu acuan seseorang dinyatakan dewasa). Faktor utama mengapa saya menganut
Islam ialah dipengaruhi oleh kedua orang tua saya yang lebih dahulu
menganutnya, keturunan.
Seiring waktu berjalan dengan pertambahan usia,
pengetahuan akan terus bertambah yang memungkinkan seseorang dengan
kemampuannya akan mencari suatu kebenaran akan keyakinannya. Keniscayaan ini
juga telah mengilhami saya sedikit demi sedikit mencoba mendalami agama, khususnya Islam.
semua agama mengajarkan
kepada pemeluknya untuk melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Tapi Islam membawa sebuah pesan yang berbeda dari semuanya, Tauhid (Satu Tuhan).
Indonesia, Bangsa
?
"....Soekarno-Hatta, atas nama Bangsa
Indonesia..." sebuah kutipan dari teks proklamasi 1945 yang agaknya
rancu. Dari sekian literatur hingga pendapat sejarawan tidak ada bangsa
dengan nama Indonesia. Bangsa Indonesia adalah kesatuan bentuk terhadap suku Jawa, Melayu, Dayak, Bugis, Asmat dan lain-lain yang terangkum dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, Bangsa Indonesia
adalah sebagai pemersatu multi etnis suku-suku di nusantara.
Tanah Surga
Alam nan maha kaya disertai manusia dengan budi luhur
selaras menggenapi tanah surga. Sabang-Merauke dan Miangas-Rote memiliki
sumberdaya yang tak terhitung. Sedangkan tata krama, tepa salira dan sebagainya
merupakan karakter asli bangsa Indonesia.
Dua Kepribadian
Kerajaan Majapahit merupakan satu-satunya pelopor
cetbang (sejenis artileri AL) dari Asia Tenggara, kali Ciliwung pernah
dinobatkan sebagai Venesia dari Timur, dan belum lagi fakta-fakta sejarah luar
biasa lain diungkap.
ketika mereka datang, selain merenggut kehormatan Nusantara juga
mendistorsi kearifan lokal sehingga bila saya bandingkan realitas Indonesia
saat ini sungguh berbeda dengan Indonesia itu sendiri.
"saya merasa memiliki dua kepribadian ketika
membaca kembali buku-buku sejarah bangsa Indonesia." ujar Pak Ade W., salah seorang dosen
yang mengajar dalam bidang ilmu politik.
Karakter
Oleh karena itu sebagai anak Ibu Pertiwi, saya
berusaha kembali mempelajari Indonesia semestinya. Sebab, kita tidak akan
pernah mampu menghadapi lawan dihadapan kita bila kita tidak kenal siapa diri
kita sendiri.
Internasional, bukan akhir
tapi awal !
Bila kedua unsur tersebut saling berikatan menguatkan
satu sama lain, hal mendunia bukanlah suatu masalah. Saya belajar kepada
kekaisaran Romawi, kekaisaran Ottoman, atau kekaisaran Persia yang dibawah naungan
agama Majusi (penyembah api) kesemuanya dapat melayani dunia dalam kurun waktu
yang lama. Dengan itu semua kehormatan dapat diraih sehingga hidup mulia di
dunia bisa dinikmati.
Agama-Bangsa-Dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar